Assalamu'alaikum, selamat membaca semoga dapat memberi manfaat, amin.

Senin, 14 Januari 2008

Hisablah Diri Anda Sebelum Diri Anda Dihisab

HISABLAH DIRI ANDA SEBELUM DIRI ANDA DIHISAB
(SELAMAT TAHUN BARU 1429 H. DAN 2008 M.)


Tak terasa perjalanan hidup kita telah bertambah satu tahun. Dan kini kita menapaki tahun baru 1429 H. dan 2008 M. Selamat tahun baru semoga di tahun ini kita akan lebih baik dari tahun kemarin.

Tidada salahnya di awal tahun baru ini kita mengevaluasi dan mengkaji kembali apa yang sudah kita perbuat dalam rangka pengabdian kita kepada Allah SWT. Sudahkan kita penuhi perintah-perintahNya dan kita jauhi larangan-laranganNya? Atau malah sebaliknya? Allah SWT berfirman:

ياايهاالذين امنوا اتقواالله ولتنظر نفس ماقدمت لغد واتقوااللهقلى ان الله خبيربماتعملون. ولاتكون كالذين نسواالله فأنسهم انفسهم أولئك هم الفاسقون. لايستوي اصحب النارواصحب الجنةقلاصحب الجنة هم الفائزون. الحشر:18-20

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung”. (Al Hasyr: 18-20)

Dalam mengevaluasi diri, ingatlah kembali tujuan hidup kita di dunia. Allah menciptakan kita manusia di dunia ini tiada lain semata untuk mengabdi kepadaNya. Tentang hal ini baca kembali tulisan kami yang berjudul “Berbuat Dengan Ikhlas Karena Allah SWT.” sebelumnya. Dengan selalu memperhatikan tujuan hidup maka akan kita ketahui kearah mana hidup telah kita bawa.

Rasulullah SAW. ketika berbicara tentang kehidupan di dunia ini kepada Ibnu Umar Beliau menyatakan:

عن ابن عمر رضى الله عنهماقال: أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبى فقال: كن فى الدنيا كأنك غريب او عابر سبيل... رواه البخارى

Dari Ibnu Umar RA. berkata: “Rasululluah SAW memegang kedua pundakku lalu bersabda: “Jadilah kamu hidup di dunia ini seolah-olah kamu orang asing atau orang yang sedang dalam perjalanan”... (HR. Bukhari)

Ini menunjukkan dan mengingatkan kepada kita bahwa janganlah pernah sekali-kali menjadikan dunia sebagai tujuan akhir kehidupan yaitu dengan berusaha keras sekuat tenaga mengumpulkan harta benda dunia dan melalaikan bahwa setiap yang kita usahakan adalah untuk pengabdian kepadaNya. Allah berfirman:

اعلموا انماالحيوةالدنيالعب ولهو وزينة وتفاخربينكم وتكاثر فى الاموال والاولد كمثل غيث اعجب الكفر نباته ثم يهيج فتره مصفرا ثم يكون حطاما وفى الاخرة عذاب شديد ومغفرة من الله ورضوان وماالحيوةالدنيا الامتاع الغرور.سبقوا الى مغفرة من ربكم وجنة عرضهاكعرض السماء والارض اعدت للذين امنوا بالله ورسلهقلذلك فضل الله يؤتيه من يشاءقلوالله ذوالفضل العظيم. الحديد:-2120

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang kuat dan ampunan dari Allah serta keridhaanNya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasulNya. Itulah karunia Allah, diberikannya kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (Alhadid: 20-21).

Ini sama sekali bukan berarti Allah melarang kita untuk bekerja dan berusaha keras mencari harta dunia. Tapi bahkan sebaliknya Allah menyuruh kita bekerja keras untuk mendapatkan kehidupan dunia. Yang Allah inginkan adalah ketika kita bekerja keras mencari harta dunia, janganlah melupakan bahwa kita melakukan semua itu adalah karena Allah. Harta benda sebagai hasil yang kita dapatkan dari usaha keras itu nantinya kita tasarufkan di jalan Allah. Yang Allah peringatkan kepada kita dari ayat itu adalah banyak dari kita yang melupakan Allah dalam setiap usaha keras kita untuk mendapatkan dunia, lalu hasilnyapun kita tasarufkan untuk bermaksiat kepadaNya. Allah berfirman:

وابتغ فيما اتاك الله الدرالاخرة ولاتنسى نصيبك من الدنيا واحسن كما احسن الله اليك ولاتبغ الفساد فى الارض ان الله لايحب المفسدين. القصص: 77

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang-orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al Qashash: 77).

Rasulullah SAW menyatakan bahwa Allah SWT menyukai orang Mu’min yang kuat dalam segala hal sehingga mampu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam rangka beribadah kepadaNya dan Allah sangat membenci orang yang lemah dan bermalas-malasan.

عن ابي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: المؤمن القوي خير واحب الى الله من المؤمن الضعيف وفى كل خير احرص على ماينفعك واستعن بالله ولا تعجز وإن أصابك شيئ فلا تقل لو أني فعلت كان كذاوكذا ولكن قل قدرالله وماشاء فعل فإن لو تفتح عمل الشيطان. رواه مسلم

Dari Abi Hurairah RA berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: “Mu’min yang kuat lebih bagus dan lebih disukai Allah ketimbang Mu’min yang lemah. Dan dalam setiap kebaikan senang/ambisilah atas apa-apa yang mendatangkan kebaikan padamu dan mintalah tolong kepada Allah dan janganlah lemah. Dan apabila suatu musibah menimpamu maka janganlah kamu berkata: “Andaikata aku melakukan begini, pasti akan begini-begini”. Akan tetapi katakanlah: “Allah telah menentukan qadar kepadaku dan apa saja yang Allah kehendaki akan terjadi”. Karena kata-kata “Jikalau” itu membuka perbuatan syaithan”. (HR. Muslim).

Allah dalam salah satu firmanNya juga menegaskan:

وليخشى الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خفوا عليهمص فليتقواالله وليقولوا قولا شديدا. النساء: 9

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (An Nisa: 9).

Sudahkah kita melakukan yang terbaik di tahun lalu? Marilah kita segera berbenah menuju yang diridhaiNya jika selama ini banyak maksiat yang kita lakukan. Manfaatkanlah setiap kesempatan yang ada untuk kita penuhi dengan beragam karya untuk kemajuan dunia dan akhirat dalam rangka beribadah kepadaNya. Jangan biarkan setiap kesempatan berlalu tanpa arti. Hadis Rasulullah SAW:

عن ابن عباس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: نعمتان مغبون فيهما كثيرمن الناس: الصحة والفراغ. رواه البخاري

“Dari Ibnu Abas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu oleh keduanya, ialah: Sehat dan waktu luang” (HR. Bukhari).
Dan lebih jauh Rasul SAW menyatakan:

اغتنم خمس قبل خمس: حياتك قبل موتك وصحتك قبل سقمك وفراغك قبل شغلك وشبابك قبل هرمك وغناك قبل فقرك. رواه الحاكم والبيهقي واحمد

“Pergunakanlah dengan baik lima kesempatan sebelum datang lima yang lain: Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, masa mudamu sebelum masa tuamu dan kayamu sebelum fakirmu”. (HR. Hakim, Baihaqi dan Ahmad)

Mulailah dari detik ini kita niatkan setiap aktivitas untuk beribadah dan jangan lagi pernah menunda-nunda. Ibnu Umar dalam lanjutan hadis di awal tulisan ini mengatakan:

وكان ابن عمر رضي الله عنهما يقول: إذا أمسيت فلا تنتظرالصباح وإذا أصبحت فلا تنتظرالمساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك

“Adalah Ibnu Umar RA ia berkata: “Jika engkau berada di waktu sore maka janganlah menunggu-nunggu pagi, dan jika engkau berada di waktu pagi maka janganlah engkau menunggu-nunggu waktu sore. Manfaatkanlah waktu sehatmu untuk sakitmu dan waktu hidupmu untuk matimu”.

Selalulah bertaqarrub kepadaNya dan memohon pertolonganNya. Ingatlah Allah lebih senang untuk selalu dekat dengan kita lebih dari senang kita untuk mendekatiNya. Rasulullah SAW bersabda:

عن انس رضي الله عنه عن النبى صلى الله عليه وسلم فيمايرويه عن ربه عزوجل قال: إذا تقرب العبد الي شبرا تقربت اليه ذراعا وإذا تقرب الي ذرعا تقربت منه باعا وإذا اتاني يمشي أتيته هرولة. رواه البخاري

Dari Anas RA dari Nabi SAW yang beliau meriwayatkan dari Tuhannya Allah Azza wa Jalla, Allah berfirman: “Apabila seorang hamba berusaha mendekatiKu satu jengkal maka Aku akan dekati dia satu hasta. Dan bila ia mendakatiKu satu hasta, maka Aku akan dekati dia satu rentang tangan. Dan jika ia mendatangiKu dengan berjalan, maka Aku akan datangi dia dengan cepat. (HR. Bukhari)

Demikianlah mudah-mudahan kita senantiasa berusaha untuk lebih baik di tahun ini dan juga masa-masa yang akan datang. Ingat selalu sabda Nabi SAW. “Barangsiapa hari ini lebih baik dari hari kemarin dialah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama seperti hari kemarin dialah orang yang rugi dan Barangsiapa hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah orang yang celaka”.

Jumat, 04 Januari 2008

Sekelumit Perjalanan Hidup Manusia Di Hari Kiamat (Renungan)

SEKELUMIT PERJALANAN HIDUP MANUSIA DI HARI KIAMAT
DALAM HADIS RASULULLAH SAW
(Renungan)

Dari Abi Hurairah ia berkata: “Pada suatu hari Rasulullah SAW. disuguhi sepotong daging, dihaturkan kepada beliau potongan kaki kambing, Rasulullah merasa takjub dengan suguhan itu, lalu beliau menggigit satu gigitan kemudian bersaba”: “Akulah penghulu manusia pada hari kiamat, tahukah kamu hal ini?. Pada hari kiamat nanti Allah akan mengumpulkan seluruh manusia dari yang paling awal diciptakan hingga yang paling akhir di satu padang (tempat yang luas), mereka dapat mendengar seruan, pandangan mereka tidak terhalang dan mataharipun didekatkan. Mereka menanggung kesulitan dan kesusahan yang mereka tidak kuasa dan mampu untuk memikulnya. Berkatalah sebagian manusia kepada sebagian yang lain: “Tahukah kamu bagaimana keadaanmu sekarang?, Tahukah kamu apa yang menimpamu sekarang?. Carilah orang yang dapat memintakan syafa’at kepada Tuhanmu untuk kamu semua!”. Lalu berkata lagi sebagian manusia kepada sebagian yang lain: “Ayo datangi Adam!”. Lalu mereka semua mendatangi Adam, dan mereka berkata: “Wahai Adam!, Engkaulah bapak manusia, Allah telah menciptakan kamu dengan kekuasaanNya, Allah meniupkan ruh kepadamu dan memerintahkan para Malaikat dan mereka bersujud kepadamu. Mintakanlah syafa’at untuk kita kepada Tuhanmu!, bukankah engkau melihat bagaimana keadaan kita sekarang?!, Bukankah engkau melihat beban derita yang kita tanggung?!”. Lalu Adam menjawab: “Sungguh, Tuhanku hari ini teramat murka kepadaku, Dia belum pernah murka yang seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan pernah lagi murka yang seperti ini nanti, Tuhanku dulu melarangku memakan buah suatu pohon, tapi diriku…, diriku telah mendurhakaiNya..!. Pergilah…!, pergilah kamu semua menemui yang selain aku, pergilah temui Nuh!”. Lalu mereka semua mendatangi Nuh dan mereka berkata: “Wahai Nuh!, Engkaulah Rasul yang pertama diutus di muka bumi, Allah menyebutmu dengan ‘Abdan Syakura’ (hamba yang pandai bersyukur), mintakanlah syafa’at kepada Tuhanmu untuk kita!. Bukankah engkau melihat bagaimana keadaan kita?!. Bukankah engkau melihat beban derita yang kita pikul?!”. Lalu Nuh berkata kepada mereka: “Sungguh, Tuhanku sangat muraka hari ini, Dia tidak pernah murka yang seperti ini sebelumya, dan tidak akan pernah murka yang seperti ini nanti. Sungguh, aku dulu berdakwah mengajak kaumku…, tapi biarlah aku mengurus diriku saja…, diriku saja!. Pergilah kamu semua menemui selain aku, Pergilah kepada Musa SAW!”. Lalu mereka mendatangi Musa SAW. dan berkata: “Wahai Musa!. Engkau adalah rasul Allah, Allah telah memberimu keutamaan dengan risalahNya, juga dengan Allah berfirman langsung kepada manusia. Mintakanlah syafa’at untuk kita kepada Tuhanmu!. Bukankah engkau melihat bagaimana keadaan kita?! Bukankah Engkau melihat beban derita yang kita pikul?!”. Lalu Musa SAW. berkata kepada mereka: “Sungguh, Tuhanku teramat murka hari ini, Dia tidak pernah murka yang seperti ini sebelumnya dan tidak akan pernah lagi murka seperti ini nanti. Sungguh, aku dulu telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya!. Aku mengurus diriku sendiri…!, diriku sendiri…! Pergilah kamu semua kepada Isa SAW!.”. Lalu mereka berkata: “Wahai Isa!. Engkau adalah Rasul Allah, engkau berbicara kepada manusia ketika bayi, kalimat dan ruh Allah letakkan kepada Maryam. Mintakanlah syafa’at untuk kita kepada Allah!. Bukankah engkau melihat bagaimana keadaan kita sekarang?!. Bukankah engkau melihat beban derita yang menimpa kita sekarang?!”. Lalu Isa SAW. berkata kepada mereka: “Sungguh, Tuhanku teramat murka hari ini, Dia tidak pernah murka yang seperti ini sebelumnya dan tidak akan pernah lagi murka yang seperti ini nanti”. Dan Isa tidak menyebutkan dosanya. “Aku mengurus diriku saja, …! Diriku saja…! Pergilah kamu semua kepada yang selain aku!. Pergilah kepada Muhammad!”. Lalu mereka semua mendatangiku, mereka semua berkata: “Wahai Muhammad!. Engkau rasul Allah dan penutup para Nabi. Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang terakhir. Mintakan syafa’at untuk kita kepada Tuhanmu!”. Lalu aku mendatangi bawah arsy’ dan aku jatuh bersujud kepada Tuhanku. Kemudian Allah membuka diriNya atasku dan memberi ilham kepadaku dari sifat Maha TerpujiNya, dan pujian terbaik adalah atasNya. Allah belum pernah membuka diri kepada seorangpun sebelumku, lalu Allah berfirman: “Wahai Muhammad!, Angkat kepalamu dan mintalah sesuatu, engkau akan Aku beri. Mintalah syafa’at, Aku akan beri syafa’at”. Lalu kuangkat kepalaku dan aku berkata: “Ya Tuhanku! Umatku…!, Umatku…!”. Lalu Allah menjawab: “Wahai Muhammad!, Masuklah ke surga dari umatmu yang tidak terkena hisab melalui pintu surga sebelah kanan. Mereka adalah sekelompok manusia yang dapat masuk dari pintu itu!”. Demi jiwaku yang ada dikekuasaanNya, sesungguhnya jarak antara dua daun pintu dari pintu-pintu surga itu seperti jarak antara Mekah dan Hijr atau seperti antara Mekah dan Basrah”. (HR. Muslim).

Diterjemahkan dari hadis dalam kitab Shoheh Muslim juz awal kitab Al-Iman Bab Adna Ahlul Jannah Manzilatan Fiha. Dalam kitab yang sama Nabi Muhammad SAW. menyebutkan bahwa penghuni surga yang masuk surga tanpa hisab hanyalah 70000 orang saja dari semua umat manusia.

“Dari Abi Hurairah, sesungguhnya Nabi SAW. bersabda: “70000 orang dari umatku masuk surga tanpa hisab”. Berkata seorang laki-laki: “Wahai Rasulullah, berdo’alah kepada Allah agar Allah menjadikan aku termasuk diantara mereka”. Lalu Nabi berdo’a: “Ya Allah!, jadikanlah laki-laki itu termasuk diantara mereka”. Kemudian berdiri yang lain dan berkata: “Ya Rasulullah!, berdoalah kepada Allah agar Allah menjadikan aku termasuk diantara mereka”. Lalu Nabi menjawab: “Wah, sudah kedahuluan sahabat ‘Akasah”. (HR. Muslim).

Sekelumit Perjalanan Hidup Manusia di Hari Kiamat

SEKELUMIT PERJALANAN HIDUP MANUSIA DI HARI KIAMAT
DALAM HADIS RASULULLAH SAW
(Renungan)

Dari Abi Hurairah ia berkata: “Pada suatu hari Rasulullah SAW. disuguhi sepotong daging, dihaturkan kepada beliau potongan kaki kambing, Rasulullah merasa takjub dengan suguhan itu, lalu beliau menggigit satu gigitan kemudian bersaba”: “Akulah penghulu manusia pada hari kiamat, tahukah kamu hal ini?. Pada hari kiamat nanti Allah akan mengumpulkan seluruh manusia dari yang paling awal diciptakan hingga yang paling akhir di satu padang (tempat yang luas), mereka dapat mendengar seruan, pandangan mereka tidak terhalang dan mataharipun didekatkan. Mereka menanggung kesulitan dan kesusahan yang mereka tidak kuasa dan mampu untuk memikulnya. Berkatalah sebagian manusia kepada sebagian yang lain: “Tahukah kamu bagaimana keadaanmu sekarang?, Tahukah kamu apa yang menimpamu sekarang?. Carilah orang yang dapat memintakan syafa’at kepada Tuhanmu untuk kamu semua!”. Lalu berkata lagi sebagian manusia kepada sebagian yang lain: “Ayo datangi Adam!”. Lalu mereka semua mendatangi Adam, dan mereka berkata: “Wahai Adam!, Engkaulah bapak manusia, Allah telah menciptakan kamu dengan kekuasaanNya, Allah meniupkan ruh kepadamu dan memerintahkan para Malaikat dan mereka bersujud kepadamu. Mintakanlah syafa’at untuk kita kepada Tuhanmu!, bukankah engkau melihat bagaimana keadaan kita sekarang?!, Bukankah engkau melihat beban derita yang kita tanggung?!”. Lalu Adam menjawab: “Sungguh, Tuhanku hari ini teramat murka kepadaku, Dia belum pernah murka yang seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan pernah lagi murka yang seperti ini nanti, Tuhanku dulu melarangku memakan buah suatu pohon, tapi diriku…, diriku telah mendurhakaiNya..!. Pergilah…!, pergilah kamu semua menemui yang selain aku, pergilah temui Nuh!”. Lalu mereka semua mendatangi Nuh dan mereka berkata: “Wahai Nuh!, Engkaulah Rasul yang pertama diutus di muka bumi, Allah menyebutmu dengan ‘Abdan Syakura’ (hamba yang pandai bersyukur), mintakanlah syafa’at kepada Tuhanmu untuk kita!. Bukankah engkau melihat bagaimana keadaan kita?!. Bukankah engkau melihat beban derita yang kita pikul?!”. Lalu Nuh berkata kepada mereka: “Sungguh, Tuhanku sangat muraka hari ini, Dia tidak pernah murka yang seperti ini sebelumya, dan tidak akan pernah murka yang seperti ini nanti. Sungguh, aku dulu berdakwah mengajak kaumku…, tapi biarlah aku mengurus diriku saja…, diriku saja!. Pergilah kamu semua menemui selain aku, Pergilah kepada Musa SAW!”. Lalu mereka mendatangi Musa SAW. dan berkata: “Wahai Musa!. Engkau adalah rasul Allah, Allah telah memberimu keutamaan dengan risalahNya, juga dengan Allah berfirman langsung kepada manusia. Mintakanlah syafa’at untuk kita kepada Tuhanmu!. Bukankah engkau melihat bagaimana keadaan kita?! Bukankah Engkau melihat beban derita yang kita pikul?!”. Lalu Musa SAW. berkata kepada mereka: “Sungguh, Tuhanku teramat murka hari ini, Dia tidak pernah murka yang seperti ini sebelumnya dan tidak akan pernah lagi murka seperti ini nanti. Sungguh, aku dulu telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya!. Aku mengurus diriku sendiri…!, diriku sendiri…! Pergilah kamu semua kepada Isa SAW!.”. Lalu mereka berkata: “Wahai Isa!. Engkau adalah Rasul Allah, engkau berbicara kepada manusia ketika bayi, kalimat dan ruh Allah letakkan kepada Maryam. Mintakanlah syafa’at untuk kita kepada Allah!. Bukankah engkau melihat bagaimana keadaan kita sekarang?!. Bukankah engkau melihat beban derita yang menimpa kita sekarang?!”. Lalu Isa SAW. berkata kepada mereka: “Sungguh, Tuhanku teramat murka hari ini, Dia tidak pernah murka yang seperti ini sebelumnya dan tidak akan pernah lagi murka yang seperti ini nanti”. Dan Isa tidak menyebutkan dosanya. “Aku mengurus diriku saja, …! Diriku saja…! Pergilah kamu semua kepada yang selain aku!. Pergilah kepada Muhammad!”. Lalu mereka semua mendatangiku, mereka semua berkata: “Wahai Muhammad!. Engkau rasul Allah dan penutup para Nabi. Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang terakhir. Mintakan syafa’at untuk kita kepada Tuhanmu!”. Lalu aku mendatangi bawah arsy’ dan aku jatuh bersujud kepada Tuhanku. Kemudian Allah membuka diriNya atasku dan memberi ilham kepadaku dari sifat Maha TerpujiNya, dan pujian terbaik adalah atasNya. Allah belum pernah membuka diri kepada seorangpun sebelumku, lalu Allah berfirman: “Wahai Muhammad!, Angkat kepalamu dan mintalah sesuatu, engkau akan Aku beri. Mintalah syafa’at, Aku akan beri syafa’at”. Lalu kuangkat kepalaku dan aku berkata: “Ya Tuhanku! Umatku…!, Umatku…!”. Lalu Allah menjawab: “Wahai Muhammad!, Masuklah ke surga dari umatmu yang tidak terkena hisab melalui pintu surga sebelah kanan. Mereka adalah sekelompok manusia yang dapat masuk dari pintu itu!”. Demi jiwaku yang ada dikekuasaanNya, sesungguhnya jarak antara dua daun pintu dari pintu-pintu surga itu seperti jarak antara Mekah dan Hijr atau seperti antara Mekah dan Basrah”. (HR. Muslim).

Diterjemahkan dari hadis dalam kitab Shoheh Muslim juz awal kitab Al-Iman Bab Adna Ahlul Jannah Manzilatan Fiha. Dalam kitab yang sama Nabi Muhammad SAW. menyebutkan bahwa penghuni surga yang masuk surga tanpa hisab hanyalah 70000 orang saja dari semua umat manusia.

“Dari Abi Hurairah, sesungguhnya Nabi SAW. bersabda: “70000 orang dari umatku masuk surga tanpa hisab”. Berkata seorang laki-laki: “Wahai Rasulullah, berdo’alah kepada Allah agar Allah menjadikan aku termasuk diantara mereka”. Lalu Nabi berdo’a: “Ya Allah!, jadikanlah laki-laki itu termasuk diantara mereka”. Kemudian berdiri yang lain dan berkata: “Ya Rasulullah!, berdoalah kepada Allah agar Allah menjadikan aku termasuk diantara mereka”. Lalu Nabi menjawab: “Wah, sudah kedahuluan sahabat ‘Akasah”. (HR. Muslim).

Rabu, 02 Januari 2008

Berbuat Dengan Ikhlas Karena Allah SWT.

BERBUAT DENGAN IKHLAS KARENA ALLAH SWT.
Oleh: Isa Ansori

Tujuan Hidup Manusia Adalah Beribadah Kepada Allah dengan Ikhlas

Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi yang diberi amanat dan kekuasaan untuk mengatur dan mendayagunakan bumi untuk kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia dalam upaya pengabdiannya kepada Allah SWT. Firman Allah:

إناعرضناالامانةعلىالسموت والارض والجبال فأبين أن يحملنها واسفقنا منها وحملها الانسان انه كان ظلوما جهولا (الاحزاب: 72

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat Dzalim dan amat bodoh” (Al Ahzab: 72).

Amanat yang dimaksud adalah perjanjian yang dibuat antar manusia dengan Allah ketika di dalam alam kandungan ibunya. Allah berfirman

وإذأخذربك من بني ادم من ظهورهم ذريتهم واشهدهم على انفسهم الست بربكم قالوا بلى شهدنا ان تقولوا يوم القيمة اناكنا عن هذا غفلين (الاعراف: 172

“Dan( ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. (Al A’rof: 172).

Sesungguhnya inti dari amanat Allah tersebut adalah kesanggupan umat manusia untuk selalu mengabdi dan beribadah kepada Allah sepanjang hidupnya di dunia hingga akhirat. Ini sesuai dengan tujuan Allah menciptakan umat manusia, adalah untuk semata-mata menyembah, mengabdi, memuji, mengagungkanNya dan mengakui kekuasaanNya, juga mengakui kedudukan manusia sebagai hambaNya. Allah berfirman:

وما خلقت الجن والإنس الا ليعبدون (الذريات: 56)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. (Adzariyat: 56).

Karenanya, apapun wujud gerak panca indera manusia dalam melakukan proses menunaikan amanatnya baik dalam bentuk ibadah mahdoh seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, haji ataupun ibadah ghoiru mahdhoh seperti bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, melakukan ibadah sosial, mengurus masyarakat, amar ma’ruf nahi munkar bahkan dalam setiap hirupan napas, kedipan mata, gerakan tangan dan kaki, dan semua gerak anggauta badan lainnya dan lebih bahkan lagi gerak-gerik hati manusia hendaknya diniatkan beribadah lillahi ta’ala dan untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

Karena memang semua gerak-gerik panca indera dan hati akan ditanya oleh Allah pada hari kiamat, sudahkah mereka pada waktu di dunia digunakan untuk beribadah kepada Allah, ataukah malah untuk bermaksiat kepadaNya. Allah berfirman:

ولاتقف ماليس لك به علم ان السمع والبصر والفؤاد كل اولئك كان عنه مسئولا (الاسرأ: 36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggunganjawabnya”. (Al Isro: 36).

Pada hari kiamat justru tangan dan kaki akan bersaksi terhadap apa yang mereka lakukan. Firman Allah:

اليوم نختم على افواههم وتكلمناايدهم وتشهد ارجلهم بماكانوا يكسبون (يس: 65

“Pada hari kiamat Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”. (Yasin: 65).

Allah menginginkan agar manusia ikhlas dalam menggerakkan hati dan anggauta badannya baik ketika beribadah mahdhoh atau ghoiru mahdhoh, ialah murni karena beribadah kepadaNya dan mengharapkan ridhaNya. Sebagaimana Firman Allah:

وما امروا الا ليعبدالله مخلصين له الدين حنفاء ويقيمواالصلاةويؤتواالزكاة وذلك دين القيمة (البينة: 5)

“Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus” (Al Bayyinah: 5).

Niat lillahi Ta’ala Kunci Keikhlasan

Kita telah tahu betapa pentingnya ikhlas lilLahi Ta’ala dalam setiap aktivitas hidup. Kunci penentu keikhlasan terletak pada niat saat awal kita melakukan suatu aktivitas. Tidak berniat atau salah dalam berniat akan berakibat fatal, karena dapat berujung tidak bernilai dimata Allah. Nilai akhir suatu perbuatan dalam Islam tergantung pada niat si pelaku perbuatan. Rasulullah SAW. bersabda:

وعن أمير المؤمنين أبى حفص عمربن الخطاب بن نفيل بن عبدالعزي بن رياح ابن عبدالله بن قرط بن زاح بن عدي بن كعب بن لؤى بن غالب القرشى العدوي رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله ص م يقول: إنما الأعمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى, فمن كانت هجرته الى الله ورسوله فهجرته الى الله ورسوله, ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها اوامرأة ينكحها فهجرته الى ما هاجر اليه. متفق عليه.

“Dari Amirul Mukminin Abi Hafs Umar bin Khatab bin Nufail bn Abdul Uza bin Riyah ibn Abdullah bin Qarth bin Zah bin Adi bin Kaab bin Lu’ay bin Ghalib al-Qurasy al Adwy ra. Berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (mendapatkan balasan dari Allah) sesuai apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrahnya karena Allah dan RasulNya, maka hijrahnya (dibalas oleh Allah) karena Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa hijrahnya karena untuk mendapatkan dunia maka ia mendapat dunia atau seorang perempuan yang akan ia nikahi maka hirjah dia itu kepada apa yang ia hijrahi”. (HR. Bukhari Muslim).

Hendaklah selalu kita berniat karena Allah dan mencari ridha Allah dalam setiap gerak-gerik anggauta badan kita, dengan demikian manakala kita akan melakukan suatu perbuatan yang dibenci Allah hati akan menegur: “Jangan lakukan, ini tidak karena Allah”.

Amal-Amal Perusak Keikhlasan lillahi Ta’ala

Dalam proses menunaikan amanat Allah, banyak godaan syaithan datang mengganggu keteguhan dan keikhlasan manusia dalam beribadah kepadaNya. Karena memang Syaithan senantiasa mengajak manusia ke jalan kesesatan untuk mereka jadikan teman hidup di neraka. Semua orang akan menjadi kawan Syaithan kecuali hamba-hamba Allah yang betul-betul ikhlas dalam beribadah kepadaNya.

قال رب بمااغويتني لازينن لهم فى الارض ولاغوينهم اجمعين. الا عبادك منهم المخلصين. قال هذا صرط مستقيم. ان عبادي ليس لك عليهم سلطن الا من اتبعك من الغاوين. وان جهنم لموعدهم اجمعين (الحجر: 39-34)

“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka (manusia) memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka. Allah berfirman: “Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Akulah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hambaku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut Syaithan) semuanya. (Hijr: 39-43).

Amalan-amalan Syaithan yang dapat merusak keikhlasan seseorang dalam beribadah kepada Allah adalah:

1. Syirik, adalah perbuatan mensekutukan Allah. Seseorang percaya bahwa Allah adalah Tuhannya dan kepadaNya ia mengabdi, namun dalam hatinya ia juga menganggap ada sesuatu lain yang dapat memberinya pertolongan, kekuatan, kehormatan dan lainnya, seperti dukun, azimat, tahta, kekuasan dan sebagainya, ini berarti ia tidak ikhlas dalam mengabdi kepada Allah. Padahal hanya Allahlah yang dapat memberi pertolongan, kekuatan dan lainnya. Segala apapun di dunia ini adalah milik Allah termasuk jiwa raganya.

2. Riya, adalah perbuatan memamerkan suatu yang dimiliki seseorang kepada orang lain dan merasa bangga dan senang apabila orang lain takjub dan kagum dengan apa yang ia pamerkan, ia senang orang lain memuji pada apa yang ia miliki. Orang riya’ lupa bahwa manusia tidak memiliki apapun, karena segala sesuatu adalah milik Allah, InnalilLah wa inna ilaiHi roji’un. Ia tidak ikhlas untuk menyerahkan bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, ia tidak memiliki apapun bahkan jiwa dan raganya.

3. Sombong/Takabur, adalah perasaan memandang remeh dan rendah orang lain, dan menganggap dirinya orang yang super paling dari perasaan yang ia banggakan. Dia merasa bahwa dia adalah yang paling pandai, cantik, kaya, dan sebagainya. Orang lain harus mengakui itu dan merasa bangga bila orang lain merunduk-runduk dihadapannya. Orang sombong tidak ikhlas bahwa Allahlah yang paling hebat dalam segala hal. Ia lupa bahwa apapun adalah milik Allah dan ia tidak mempunyai sedikitpun yang dapat disombongkan.

4. Dan seluruh perasaan-persaan yang diluar lilLahi Ta’ala.

Menampilkan Al-Qur'an

Mencari Kata Dalam Al-Qur'an

Search in the Quran
Search in the Quran:
in
Download Islamic Softwares FREE | Free Code/td>
Powered by www.SearchTruth.com

Mencari Kata (in English) Hadis Nabi SAW

Search in the Hadith
Search: in
Download Islamic Softwares FREE | Free Code
Powered by www.SearchTruth.com

Mengkonversi Tanggal Masehi - Hijriah - Masehi

Alamat Rumahku


View Lokasi Rumahku in a larger map