MENELADANI KESABARAN IBRAHIM DALAM IMAN DAN TAKWA SEBAGAI MODAL UTAMA
MENGISI KEMERDEKAAN BANGSA
Oleh: Isa Ansori
Hadirin
Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Pada hari ini, sejak terbenam
matahari kemarin sore, hingga hari-hari tasyrik yang akan datang, umat Islam di
seluruh dunia bertakbir, bertahlil, bertahmid, dan bertasbih memuji
ke-Mahabesaran Allah, Tuhan semesta alam. Mereka bersama merayakan hari raya
Idul Adha.
Idul Adha berasal dari bahasa Arab,
yaitu kata ‘Id’ yang berarti hari raya, dan kata ‘adha’ dari kata ‘udhiyya’
yang berarti korban atau pengorbanan. Dengan demikian, Idul Adha berarti hari
raya korban. Dinamai demikian, karena pada dasarnya kita diminta oleh Allah
untuk mensuritauladani keikhlasan dan kesabaran Nabi Ibrahim AS dan puteranya
dalam melaksanakan perintah dan menerima ujian Allah SWT. Ibrahim memenuhi
perintah Allah dengan berkorban menyembelih Ismail puteranya yang disayangi.
Perintah ini adalah salah satu bentuk ujian, yang merupakan cara Allah untuk
mengetahui seberapa besar kadar keimanan dan ketakwaan Ibrahim dan puteranya
kepada Allah SWT. Apakah mereka lebih memilih menaati perintah Allah, atau
memilih cinta dan kasih sayang antara bapak dan anak yang memang telah lama mereka
terpisah.
Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ ۚ وَمَن
يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim
dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap
(pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan barangsiapa yang
berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Kaya lagi terpuji. (Al-Mumtahana: 6)
Dalam ayat yang lain Allah
menceritakan:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ
مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي
إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah,
apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar". (As-Saaffaat:
102)
Dalam menjalani kehidupan di dunia
ini, kita baik sebagai individu, maupun kita sebagai bangsa Indonesia yang
mayoritas muslim, akan selalu mendapatkan ujian dan cobaan dari Allah SWT yang
datang silih berganti.
Sebagai individu betapa sering kita
mendapatkan ujian yang datang dari beragam penjuru, karena pada hakikatnya apa
yang ada di sekeliling kita adalah ujian. Istri kita adalah ujian, kita diuji
apakah kita mampu mengajaknya untuk selalu taat dan bertakwa kepada Allah. Anak-anak
kita adalah ujian, apakah kita mampu mendidik dan mengarahkan mereka untuk taat
dan beribadah kepada Allah. Harta benda kita juga ujian, apakah kita mampu
mencari dan mengumpulkannya dengan cara halal, dan membelanjakannya di jalan
yang benar yang Allah ridha’i.
Allah berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ
وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan
anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar. (Al-Anfaal:
28)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن
تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh
bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu mema'afkan dan
tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
(At-Taghaabun: 14).
Kita sebagai bangsa Indonesia yang
baru saja merayakan hari kemerdekaan, juga tidak luput mendapat ujian dari
Allah. Kita tahu betapa banyak ujian yang Allah timpakan kepada bangsa
Indonesia, baik sebelum kita merdeka, dan terus berlangsung hingga saat ini,
saat kita mengisi kemerdekaan. Pada jaman pra kemerdekaan, kita diuji dengan
kekejaman penjajah Belanda dan Jepang, yang juga berusaha untuk memisahkan mbah-mbah
kita yang Muslim dari ketaatan beribadah dan mengamalkan syariat Islam.
Sehingga para ulama, tokoh-tokoh agama bersama mbah-mbah kita pada masa itu
berjuang dengan gigih mengorbankan harta bahkan nyawa agar dapat meraih
kemerdekaan dan kebebasan dalam beribadah menyembah dan mengabdi kepada Allah
SWT. Para pendahulu kita berjuang melawan penjajah dengan penuh ikhlas dan
sabar semata mengharap ridha Allah, sehingga ujian dan cobaan itu berhasil
dilalui. Allah mengabulkan dan mewujudkan harapan mereka, hingga kita generasi sekarang
bisa merasakan dan menikmati kemerdekaan yang merupakan anugerah besar dari
Allah yang diberikan kepada bangsa kita.
Pada saat mengisi kemerdekaan
sekarang ini, beragam ujian juga terus diturunkan. Satu diantaranya adalah ujian
dalam menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara. Keragaman suku, agama, ras, dan
golongan adalah anugerah Allah yang besar jika dikelola dengan benar sebagai
modal untuk mengembangkan kejayaan dan kemakmuran bersama. Allah mengajarkan
kepada kita bagaimana mengelola perbedaan ini dengan baik, yaitu dengan
cara bersatu saling kenal mengenal,
bekerja sama, dan saling berlomba dalam kebaikan dan takwa dalam rangka
membangun negara. Marilah kita terus bersatu padu dalam membangun bangsa dan
negara kita sesuai dengan fungsi dan peran kita masing-masing. Terus kembangkan
sikap toleransi, dan saling menghargai terhadap beragam perbedaan yang ada. Hindari
perpecahan dan permusuhan, karena itu akan mendorong kita kepada kerusakan dan
kehancuran.
Bukankah Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (Al-Hujuraat:
13)
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا
الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ
جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam
berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqara: 148)
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ
أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ
يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (104)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran: 103)
Hadirin Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Sebagai individu maupun bangsa,
marilah kita selalu bersiap diri menghadapi ujian-ujian dari Allah yang akan terus
datang silih berganti. Ujian itu terus diberikan, karena Allah ingin melihat siapakah
di antara kita, siapakah bangsa di dunia ini, yang patuh, ikhlas, sabar dalam
berbuat kebaikan dan menjalani perintah Allah SWT. Mereka yang terbaik adalah
yang paling bertakwa. Inilah fungsi kita sebagai khalifah Allah yang bertugas
memakmurkan kehidupan bumi dan mencapai kebahagiaan hidup hingga akhirat dalam
ridha Allah SWT.
Allah berfirman:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ
الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ
وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2)
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah
segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati
dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (al-Mulk : 1-2)
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ
الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ
الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ
مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ
هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqara: 155-157).
Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَنْ مُحَمَّدِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ أَنَّهُ قَالَ
سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ يَسَارٍ أَبَا الْحُبَابِ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا
هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
Dari Muhammad bin Abdullah bin
Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah bahwa dia berkata, saya mendengar Sa'id bin
Yasar Abu Al Hubbab berkata; saya mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa di kehendaki Allah
kebaikan, maka Dia akan mengujinya." (BUKHARI -
5213)
Dalam hadis lain diceritakan:
عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ
الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ
فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Salam beliau bersabda: "Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari
besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji
mereka, barangsiapa yang ridla maka baginya keridlaan Allah, namun barangsiapa
yang murka maka baginya kemurkaan Allah." (TIRMIDZI - 2320).
Hadirin Jamaah Sholat Idhul Adha yang dirahmati Allah
Bagaimanakah sikap kita sebagai orang
yang beriman dalam menghadapi dan menyikapi semua ujian? Dalam menghadapi
setiap ujian, marilah kita ikuti petunjuk Allah yaitu bersabar, dan terus
bekerja keras yang biasa disebut dengan beramal saleh dalam usaha keluar dari
kesulitan itu. Dan jangan lupa untuk selalu berdoa, bertawakal, selalu optimis bahwa
Allah akan mengangkat kesulitan-kesulitan yang kita hadapi, serta menguatkan
ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kita harus selalu ingat janji-janji Allah
dalam firman-Nya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
فَإِذَا
فَرَغْتَ فَانصَبْ (7) وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب (8)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain , dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap. (Ash-Sharh:
5-8).
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ
مَخْرَجًا
Barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (At-Talaaq: 2)
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (At-Talaaq: 3)
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ
مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (At-Talaaq: 4)
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ
سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
dan barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat
gandakan pahala baginya. (At-Talaaq: 5)
Janganlah pernah kita berputus asa
dari rahmat dan kasih sayang Allah, ini sebagaimana dikatakan oleh Nabi Ibrahim
dalam firman Allah:
قَالَ وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Ibrahim berkata: "Tidak ada
orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang
sesat".
(Al-Hijr: 56)
Selanjutnya, kita wariskan semangat
ikhlas, sabar, kerja keras, pantang putus asa dengan landasan tauhid ini kepada
anak-cucu generasi penerus kita. Sebagaimana juga diajarkan oleh Nabi Ibrahim,
seperti tersebut dalam firman Allah:
وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat
tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada
kalimat tauhid itu.
(Az-Zukhruf: 28)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا
وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak
cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah
do'aku. (Ibrahim:
40).
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ
اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan
itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai
anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Al-Baqara:
132)
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah
menjadikan kita dan bangsa kita sebagai pribadi dan bangsa yang mampu
mensuritauladani Nabi Ibrahim dalam ikhlas, sabar, kerja keras, dan pantang
putus asa, serta melandaskan semuanya itu kepada tauhid mengesakan Allah SWT, dalam
mengisi kemerdekaan bangsa kita, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar