Oleh : Isa Ansori
Dalam satu dekade terakhir, beragam musibah mendera bangsa Indonesia. Dimulai dari krisis moneter sekitar tahun 1997 yang mendorong naiknya harga semua kebutuhan hidup primer dan skunder sehingga mayoritas masyarakat menjadi miskin dan sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Penyebab keadaan ini sangat komplek, yang banyak disebut adalah karena kuatnya korupsi, kolusi dan nepotisme yang seakan membudaya pada rezim Orde Baru (dan sepertinya terus berlanjut hingga saat ini meski usaha untuk memberantasnya digalakkan), sehingga memaksa rezim ini runtuh dan digantikan oleh penguasa era reformasi. Belum lama pemerintah era reformasi membenahi Indonesia untuk lebih baik, beragam musibah kembali mendera, bencana alam datang silih berganti dari gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantahkan ujung pulau Sumatera Aceh dan sekitarnya menelan ratusan ribu korban jiwa dan harta benda yang tak ternilai, hingga gunung meletus, banjir, angin puting beliung, kebakaran hutan, lumpur, beragam kecelakaan sarana transportasi baik darat, laut maupun udara dan masih banyak lagi sederat musibah yang terjadi hingga saat ini terus menghampiri seolah tak pernah berhenti.
Bertanyalah kita mengapa semua ini terjadi? Dan Bagaimanakah seorang Muslim menyikapi?
Menjawab pertanyaan ini, kita mulai dari maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Allah menciptakan jin dan manusia tiada lain adalah untuk semata beribadah dan mengabdi dengan ikhlas kepadaNya.
Untuk menuntun umat manusia agar selalu berada pada jalan lurus yang diridhaiNya, Allah telah menurunkan Al-Qur’an melalui RasulNya Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Firman Allah:
الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ. البقرة:1-2
Al-Quran menjelaskan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan oleh manusia dan juga yang harus di jauhi untuk menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia hingga akhirat. Inilah jalan yang lurus yang harus dilewati manusia jika menginginkan keselamatan, keberuntungan dan kesuksesan di dunia hingga setelah masa kematiannya. Jika tidak maka kekakacauan sosial dan bencana akan menimpa manusia di dunia dan setelah kematiannya. Adanya kehidupan dunia yang bersambung terus ke alam setelah kematian adalah suatu ujian adakah manusia telah menyembah dan beribadah sesuai dengan kehendakNya. Firman Allah:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ. الملك:1-2
Allah Maha Adil dalam menilai dan membalas amal perbuatan manusia. Barang siapa berbuat baik dengan sesamanya dan alam lingkungan sekitarnya maka balasan kebaikan diterima berupa ketentraman dan kesejahteraan hidup di dunia hingga akhirat dan sebaliknya siapa yang membuat kerusakan dan kekacauan pada sesama dan alam lingkungan sekitarnya, maka kekakacauan hidup dan bencana akan ia terima di dunia dan akhirat. Manusia adalah makhluk sosial, setiap tindakan individu akan berimplikasi pada individu yang lain. Dan setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap setiap apa yang ia kerjakan. Firman Allah:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ. الزلزلة: 1-2
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ. الروم: 41
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar-Rum: 41)
Dengan demikian beragam musibah baik berupa kesulitan hidup atau bencana alam bila kita lihat dari kaca mata ini dapat berarti:
1. Azab atau murka Allah kepada mahluknya karena telah melanggar kewajiban untuk selalu menyembah dan mengabdi kepadaNya dalam seluruh tindakan, baik dalam pergaulan dengan sesama atau alam sekitar. Korupsi, kolusi, nepotisme tak berdasar, riba, judi, zina, mencuri dan beragam maksiat lain yang dilarang Allah akan mengakibatkan kekacauan tatanan kehidupan manusia. Sementara perusakan alam akan mengakibatkan rusaknya ekosistem dan keteraturan alam. Semua kesulitan hidup dan bencana itu tidak hanya ditanggung oleh si pelaku tetapi juga semua orang di sekitarnya. Firman Allah:
وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ . ألأنفال: 25
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِّن نَّبِيٍّ إِلاَّ أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ . ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ حَتَّى عَفَواْ وَّقَالُواْ قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ وَالسَّرَّاءُ فَأَخَذْنَاهُم بَغْتَةً وَهُمْ لاَ يَشْعُرُونَ . وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَوْاْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ . الأعراف: 95-97
2. Ujian bagi orang yang beriman untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمْوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعونَ . أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ. البقرة: 155-157
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al-Baqarah: 155-157)
Rasulullah SAW. bersabda:
عن آنس رضىالله عنه قال قال رسول الله صلىالله عليه وسلم: إذا اراد الله بعبده الشر امسك عنه بذنبه حتى يوفى به يوم القيمة و قال النبى صلىالله عليه وسلم إن عظم الجزاء مع عظم البلاء وان الله تعلى إذا احب قوما ابتلاهم فمن رضى فله الرضا ومن سخط فله السخط. رواه ترمذى
"Dari Anas RA berkata telah bersabda Rasulullah SAW: “Jika Allah menghendaki pada seorang hambanya dengan suatu kejelakan maka Allah akan menahan dosa-dosanya sehingga dia dibalas pada hari kiamat”, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya pahala yang besar itu disertai besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila Dia mencintai suatu kaum maka Allah akan menguji mereka maka barangsiapa yang ridha dengan ujian itu maka ia mendapatkan ridha Allah dan barangsiapa yang murka dengan ujian itu, maka murka Allah atas dia”. (HR. Tirmidzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar