Assalamu'alaikum, selamat membaca semoga dapat memberi manfaat, amin.

Jumat, 22 Februari 2008

MUSIBAH: ANTARA AZAB DAN UJIAN

MUSIBAH: ANTARA AZAB DAN UJIAN
Oleh : Isa Ansori

Dalam satu dekade terakhir, beragam musibah mendera bangsa Indonesia. Dimulai dari krisis moneter sekitar tahun 1997 yang mendorong naiknya harga semua kebutuhan hidup primer dan skunder sehingga mayoritas masyarakat menjadi miskin dan sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Penyebab keadaan ini sangat komplek, yang banyak disebut adalah karena kuatnya korupsi, kolusi dan nepotisme yang seakan membudaya pada rezim Orde Baru (dan sepertinya terus berlanjut hingga saat ini meski usaha untuk memberantasnya digalakkan), sehingga memaksa rezim ini runtuh dan digantikan oleh penguasa era reformasi. Belum lama pemerintah era reformasi membenahi Indonesia untuk lebih baik, beragam musibah kembali mendera, bencana alam datang silih berganti dari gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantahkan ujung pulau Sumatera Aceh dan sekitarnya menelan ratusan ribu korban jiwa dan harta benda yang tak ternilai, hingga gunung meletus, banjir, angin puting beliung, kebakaran hutan, lumpur, beragam kecelakaan sarana transportasi baik darat, laut maupun udara dan masih banyak lagi sederat musibah yang terjadi hingga saat ini terus menghampiri seolah tak pernah berhenti.

Bertanyalah kita mengapa semua ini terjadi? Dan Bagaimanakah seorang Muslim menyikapi?

Menjawab pertanyaan ini, kita mulai dari maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Allah menciptakan jin dan manusia tiada lain adalah untuk semata beribadah dan mengabdi dengan ikhlas kepadaNya.
Untuk menuntun umat manusia agar selalu berada pada jalan lurus yang diridhaiNya, Allah telah menurunkan Al-Qur’an melalui RasulNya Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Firman Allah:

الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ. البقرة:1-2
“Alif laam miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (Al-Baqarah: 1-2)

Al-Quran menjelaskan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan oleh manusia dan juga yang harus di jauhi untuk menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia hingga akhirat. Inilah jalan yang lurus yang harus dilewati manusia jika menginginkan keselamatan, keberuntungan dan kesuksesan di dunia hingga setelah masa kematiannya. Jika tidak maka kekakacauan sosial dan bencana akan menimpa manusia di dunia dan setelah kematiannya. Adanya kehidupan dunia yang bersambung terus ke alam setelah kematian adalah suatu ujian adakah manusia telah menyembah dan beribadah sesuai dengan kehendakNya. Firman Allah:

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ. الملك:1-2
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Al-Mulk: 1-2)

Allah Maha Adil dalam menilai dan membalas amal perbuatan manusia. Barang siapa berbuat baik dengan sesamanya dan alam lingkungan sekitarnya maka balasan kebaikan diterima berupa ketentraman dan kesejahteraan hidup di dunia hingga akhirat dan sebaliknya siapa yang membuat kerusakan dan kekacauan pada sesama dan alam lingkungan sekitarnya, maka kekakacauan hidup dan bencana akan ia terima di dunia dan akhirat. Manusia adalah makhluk sosial, setiap tindakan individu akan berimplikasi pada individu yang lain. Dan setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap setiap apa yang ia kerjakan. Firman Allah:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ. الزلزلة: 1-2
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (Al-Zalzalah: 1-2)

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ. الروم: 41

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar-Rum: 41)

Dengan demikian beragam musibah baik berupa kesulitan hidup atau bencana alam bila kita lihat dari kaca mata ini dapat berarti:

1. Azab atau murka Allah kepada mahluknya karena telah melanggar kewajiban untuk selalu menyembah dan mengabdi kepadaNya dalam seluruh tindakan, baik dalam pergaulan dengan sesama atau alam sekitar. Korupsi, kolusi, nepotisme tak berdasar, riba, judi, zina, mencuri dan beragam maksiat lain yang dilarang Allah akan mengakibatkan kekacauan tatanan kehidupan manusia. Sementara perusakan alam akan mengakibatkan rusaknya ekosistem dan keteraturan alam. Semua kesulitan hidup dan bencana itu tidak hanya ditanggung oleh si pelaku tetapi juga semua orang di sekitarnya. Firman Allah:

وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ . ألأنفال: 25

“Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (Al-Anfal: 25).

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِّن نَّبِيٍّ إِلاَّ أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ . ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ حَتَّى عَفَواْ وَّقَالُواْ قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ وَالسَّرَّاءُ فَأَخَذْنَاهُم بَغْتَةً وَهُمْ لاَ يَشْعُرُونَ . وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَوْاْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ . الأعراف: 95-97
“Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: "Sesungguhnya nenek moyang kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan", maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Al-A’raf: 95-97)

2. Ujian bagi orang yang beriman untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمْوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعونَ . أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ. البقرة: 155-157

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al-Baqarah: 155-157)

Rasulullah SAW. bersabda:


عن آنس رضىالله عنه قال قال رسول الله صلىالله عليه وسلم: إذا اراد الله بعبده الشر امسك عنه بذنبه حتى يوفى به يوم القيمة و قال النبى صلىالله عليه وسلم إن عظم الجزاء مع عظم البلاء وان الله تعلى إذا احب قوما ابتلاهم فمن رضى فله الرضا ومن سخط فله السخط. رواه ترمذى

"Dari Anas RA berkata telah bersabda Rasulullah SAW: “Jika Allah menghendaki pada seorang hambanya dengan suatu kejelakan maka Allah akan menahan dosa-dosanya sehingga dia dibalas pada hari kiamat”, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya pahala yang besar itu disertai besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila Dia mencintai suatu kaum maka Allah akan menguji mereka maka barangsiapa yang ridha dengan ujian itu maka ia mendapatkan ridha Allah dan barangsiapa yang murka dengan ujian itu, maka murka Allah atas dia”. (HR. Tirmidzi).

Senin, 11 Februari 2008

Meraih Keberuntungan Dan Kesuksesan Dunia dan Akhirat

MERAIH KEBERUNTUNGAN DAN KESUKSESAN DUNIA DAN AKHIRAT
Oleh : Isa Ansori

Semua orang menginginkan keberuntungan dan kesuksesan hidup di dunia hingga akhirat. Ada yang mengatakan seseorang disebut beruntung dan sukses jika memiliki banyak uang dan harta benda lainnya. Tapi tahukah Anda bahwa menurut Allah semua orang adalah rugi dalam kedidupan dunia dan akhiratnya kecuali mereka masuk ke dalam ruang lingkup ini: Orang yang beriman, beramal sholeh, saling menasehati untuk selalu dalam kebenaran dan saling menasehati untuk selalu bersabar.

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر.ِ الْعَصْرِ: 1-3

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta'ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Al-Asr: 1-3)

Menurut Allah dan orang-orang yang selalu ta’at kepadaNya, orang-orang yang beruntung dan sukses adalah:

1. Orang-Orang Yang Beriman

Siapakah orang yang beriman? Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Muslim ketika ditanya oleh Jibril tentang apakah iman itu, Beliau menjawab: “Hendaklah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari kiamat dan juga percaya pada qadar baik dan buruk”. Ini adalah keimanan Islam yang meyakini bahwa Allah adalah Esa, Allah tempat bergantung, Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang menyamaiNya. (QS: Al-Ikhlas: 1-4)

2. Beramal Sholeh.

Iman hendaknya diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yaitu mengamalkan ajaran-ajaran Islam yakni melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya seperti tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Hakim dari Ibnu Umar bersabda:

تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما كتاب الله وسنتى

“Aku Tinggalkan kepadamu dua perkara, kamu semua tidak akan sesat selamanya (selama engkau berpegang teguh kepada keduanya) ialah Kitab Allah dan Sunnahku”.

Rasulullah SAW ketika ditanya oleh Jibril tentang Islam, Beliau menjawab: “Islam adalah engkau bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, engkau dirikan shalat, menunaikan zakat, puasa bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah jika engkau mampu”.

Secara lebih rincin Allah juga menyebutkan orang-orang mukmin yang beruntung dan sukses dalam surat Al-Mukminun 1-11:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ. الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ. إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ. فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ. أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ. الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ. الْمُؤْمِنُونَ: 1-11

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (ya'ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya”. (Al-Mukminun: 1-11).

Allah juga menyebut orang-orang yang berjihad di jalanNya (dalam arti luas) dengan harta benda dan jiwanya sebagai orang yang beruntung.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. (الصف: 10-12

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar”. (Ash-Shaaf: 10-12).

Masih banyak lagi ayat dan hadis yang menjelaskan lebih rinci tentang macam-macam amal sholeh yang tidak kami muat di sini. Kesemuanya itu hendaklah di amalkan dalam kehidupan sehari-hari bagi yang ingin beruntung dan sukses. Satu hal terpenting ketika beramal sholeh adalah niatkan kesemuanya itu ikhlas dan khusyu’ beribadah karena semata mengharap ridha Allah SWT. Rasulullah SAW ketika ditanya oleh Jibril tentang Ihsan beliau menjawab: “Engkau sembah dan beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat Allah. Jika engkau tidak dapat melihatNya, sesungguhnya Dia melihat engkau”.

3. Saling Berwasiat Untuk Selalu Melaksanakan Kebenaran Dari Allah

Setelah beriman dan beramal sholeh, agar iman dan amal sholeh itu dapat istiqomah, diperlukan suatu upaya untuk mlestarikannya ialah dengan saling berwasiat khususnya bagi sesama orang beriman dan umumnya kepada semua orang untuk selalu berada dalam kebenaran yang telah Allah tunjukkan dalam Al-Qur’an dan Hadis RasulNya. Wujud dari wasiat ini adalah dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar. Allah berfirman:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ. ال عمران: 104

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (Ali Imran: 104).

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ. آل عمران: 110

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Ali Imron: 110)

Setiap orang dalam Islam mempunyai tanggung jawab untuk mengajak dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya untuk selalu bertaqwa kepada Allah serta mencegah dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya bermaksiat kepada Allah. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ. التحريم : 6

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At-Tahrim: 6)

Nabi SAW bersabda:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: كلكم راع فمسئول عن رعيته, فالأمير الذي علي الناس راع وهو مسئول عنهم, والرجل راع علي أهل بيته وهو مسئول عنهم, والمرأة راعية علي بيت بعلها وولده وهي مسئولة عنهم, والعبد راع علي مال سيده وهو مسئول عنه, ألافكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته. اخرجه البخاري

Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya, Amir yang menjadi penguasa atas manusia adalah pemimpin dia akan dimintai tanggung jawab atas mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarga di rumahnya dan dia akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, dia dimintai tanggung jawab atas mereka. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dia dimintai tanggung jawab atasnya. Ketahuilah masing-masing kamu adalah pemimpin dan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya”. (HR. Bukhari)

Jelas bahwa setiap orang bertanggung jawab agar iman dan amal sholeh dapat istiqamah atau konsisten dijalankan agar keberuntungan dan kesuksesan didapatkan, dan usaha untuk menjaga agar tetap konsisten adalah dengan mendakwahi diri dan orang lain untuk taqwa kepada Allah. Rasulullah SAW juga bersabda:

عن أبي سعيد الخدرى رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من راى منكم منكرا فليغيربيده,فإن لم يستطع فبلسنه,فإن لم يستطع فبقلبه,وذلك اضعف الايمان. رواه مسلم.

“Dari Abi Sa’id al Khudri RA berkata; Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa melihat diantara kamu kemunkaran maka cegahlah dengan tangannya, bila tidak mampu dengan lisannya, bila tidak mampu dengan hatinya dan yang seperti itu adalah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim).

4. Saling Berwasiat Untuk Selalu Bersabar Dalam Semua Keadaan

Sungguh perjuangan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya adalah bukan suatu pekerjaan ringan. Hawa nafsu jahat manusia selalu mengajak untuk tidak konsisten dalam melaksanakan iman, amal sholeh dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Godaan dan cobaan akan selalu datang untuk menguji keimanan dan ketaqwaan setiap orang. Diperlukan suatu kesabaran yang tinggi untuk dapat melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan dan mengahadapi segala cobaan dan ujian yang akan selalu datang. Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya menyatakan bahwa:

عن آنس رضىالله عنه قال قال رسول الله صلىالله عليه وسلم: إذا اراد الله بعبده الشر امسك عنه بذنبه حتى يوفى به يوم القيمة و قال النبى صلىالله عليه وسلم إن عظم الجزاء مع عظم البلاء وان الله تعلى إذا احب قوما ابتلاهم فمن رضى فله الرضا ومن سخط فله السخط. رواه ترمذى

"Dari Anas RA berkata telah bersabda Rasulullah SAW: “Jika Allah menghendaki pada seorang hambanya dengan suatu kejelakan maka Allah akan menahan dosa-dosanya sehingga dia dibalas pada hari kiamat”, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya pahala yang besar itu disertai besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila Dia mencintai suatu kaum maka Allah akan menguji mereka maka barangsiapa yang ridha dengan ujian itu maka ia mendapatkan ridha Allah dan barangsiapa yang murka dengan ujian itu, maka murka Allah atas dia”. (HR. Tirmidzi).

Demikian mudah-mudahan kita termasuk orang yang sukses dan beruntung. Amin.

Meraih Keberuntungan Dan Kesuksesan Dunia dan Akhirat

MERAIH KEBERUNTUNGAN DAN KESUKSESAN DUNIA DAN AKHIRAT
Oleh : Isa Ansori

Semua orang menginginkan keberuntungan dan kesuksesan hidup di dunia hingga akhirat. Ada yang mengatakan seseorang disebut beruntung dan sukses jika memiliki banyak uang dan harta benda lainnya. Tapi tahukah Anda bahwa menurut Allah semua orang adalah rugi dalam kedidupan dunia dan akhiratnya kecuali mereka masuk ke dalam ruang lingkup ini: Orang yang beriman, beramal sholeh, saling menasehati untuk selalu dalam kebenaran dan saling menasehati untuk selalu bersabar.

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. الْعَصْرِ: 1-3

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta'ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Al-Asr: 1-3)

Menurut Allah dan makhluk yang selalu ta’at kepadaNya, orang-orang yang beruntung dan sukses adalah:

1. Orang-Orang Yang Beriman

Siapakah orang yang beriman? Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Muslim ketika ditanya oleh Jibril tentang apakah iman itu, Beliau menjawab: “Hendaklah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari kiamat dan juga percaya pada qadar baik dan buruk”. Ini adalah keimanan Islam yang meyakini bahwa Allah adalah Esa, Allah tempat bergantung, Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seuatupun yang menyamaiNya. (QS: Al-Ikhlas: 1-4)

2. Beramal Sholeh.



Iman hendaknya diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yaitu mengamalkan ajaran-ajaran Islam yakni melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya seperti tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Hakim dari Ibnu Umar bersabda:

تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما كتاب الله وسنتى


“Aku Tinggalkan padamu dua perkara, kamu semua tidak akan sesat selamanya ialah Kitab Allah dan Sunnahku”.

Rasulullah SAW ketika ditanya oleh Jibril tentang Islam, Beliau menjawab: “Islam adalah engkau bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, engkau dirikan shalat, menunaikan zakat, puasa bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah jika engkau mampu”.

Secara lebih rincin Allah juga menyebutkan orang-orang mukmin yang beruntung dan sukses dalam surat Al-Mukminun 1-11:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ. الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ. إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ. فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ. أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ. الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ. الْمُؤْمِنُونَ: 1-11

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (ya'ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya”. (Al-Mukminun: 1-11).

Allah juga menyebut orang-orang yang berjihad di jalanNya (dalam arti luas) dengan harta benda dan jiwanya sebagai orang yang beruntung.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. الصف: 10-12


“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar”. (Ash-Shaaf: 10-12).

Masih banyak lagi ayat dan hadis yang menjelaskan lebih rinci tentang macam-macam amal sholeh yang tidak kami muat di sini. Kesemuanya itu hendaklah di amalkan dalam kehidupan sehari-hari bagi yang ingin beruntung dan sukses. Satu hal terpenting ketika beramal sholeh adalah niatkan kesemuanya itu ikhlas dan khusyu’ beribadah karena semata mengharap ridha Allah SWT. Rasulullah SAW ketika ditanya oleh Jibril tentang Ihsan beliau menjawab: “Engkau sembah dan beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat Allah. Jika engkau tidak dapat melihatNya, sesungguhnya Dia melihat engkau”.

3. Saling Berwasiat Untuk Selalu Melaksanakan Kebenaran Dari Allah

Setelah beriman dan beramal sholeh, agar iman dan amal sholeh itu dapat istiqomah, diperlukan suatu upaya untuk mlestarikannya ialah dengan saling berwasiat khususnya bagi sesama orang beriman dan umumnya kepada semua orang untuk selalu berada dalam kebenaran yang telah Allah tunjukkan dalam Al-Qur’an dan Hadis RasulNya. Wujud dari wasiat ini adalah dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar. Allah berfirman:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ. ال عمران: 104
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (Ali Imran: 104).

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ. آل عمران: 110

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Ali Imron: 110)

Setiap orang dalam Islam mempunyai tanggung jawab untuk mengajak dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya untuk selalu bertaqwa kepada Allah serta mencegah dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya bermaksiat kepada Allah. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ. (التحريم : 6)


“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At-Tahrim: 6)

Nabi SAW bersabda:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: كلكم راع فمسئول عن رعيته, فالأمير الذي علي الناس راع وهو مسئول عنهم, والرجل راع علي أهل بيته وهو مسئول عنهم, والمرأة راعية علي بيت بعلها وولده وهي مسئولة عنهم, والعبد راع علي مال سيده وهو مسئول عنه, ألافكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته. اخرجه البخاري

Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya, Amir yang menjadi penguasa atas manusia adalah pemimpin dia akan dimintai tanggung jawab atas mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarga di rumahnya dan dia akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, dia dimintai tanggung jawab atas mereka. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dia dimintai tanggung jawab atasnya. Ketahuilah masing-masing kamu adalah pemimpin dan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya”. (HR. Bukhari)

Jelas bahwa setiap orang bertanggung jawab agar iman dan amal sholeh dapat istiqamah atau konsisten dijalankan agar keberuntungan dan kesuksesan didapatkan, dan usaha untuk menjaga agar tetap konsisten adalah dengan mendakwahi diri dan orang lain untuk taqwa kepada Allah. Rasulullah SAW juga bersabda:

عن أبي سعيد الخدرى رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من راى منكم منكرا فليغيربيده,فإن لم يستطع فبلسنه,فإن لم يستطع فبقلبه,وذلك اضعف الايمان. رواه مسلم.

“Dari Abi Sa’id al Khudri RA berkata; Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa melihat diantara kamu kemunkaran maka cegahlah dengan tangannya, bila tidak mampu dengan lisannya, bila tidak mampu dengan hatinya dan yang seperti itu adalah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim).

4. Saling Berwasiat Untuk Selalu Bersabar Dalam Semua Keadaan

Sungguh perjuangan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya adalah bukan suatu pekerjaan ringan. Hawa nafsu jahat manusia selalu mengajak untuk tidak konsisten dalam melaksanakan iman, amal sholeh dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Godaan dan cobaan akan selalu datang untuk menguji keimanan dan ketaqwaan setiap orang. Diperlukan suatu kesabaran yang tinggi untuk dapat melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan dan mengahadapi segala cobaan dan ujian yang akan selalu datang. Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya menyatakan bahwa: Jika Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan memberinya beragam ujian dan cobaan.

Demikian mudah-mudahan kita termasuk orang yang sukses dan beruntung. Amin.

Menampilkan Al-Qur'an

Mencari Kata Dalam Al-Qur'an

Search in the Quran
Search in the Quran:
in
Download Islamic Softwares FREE | Free Code/td>
Powered by www.SearchTruth.com

Mencari Kata (in English) Hadis Nabi SAW

Search in the Hadith
Search: in
Download Islamic Softwares FREE | Free Code
Powered by www.SearchTruth.com

Mengkonversi Tanggal Masehi - Hijriah - Masehi

Alamat Rumahku


View Lokasi Rumahku in a larger map